7 Penyebab Infeksi Jamur pada Vagina Gaya Hidup • 7 bulan yang lalu - CNN Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia --

Keberadaan flora alami seperti jamur Candida pada vagina adalah normal. Namun, hal tersebut bisa berubah jadi masalah saat jumlah jamur yang terlalu banyak menyebabkan infeksi vagina.

Ahli ginekologi Michael Cackovic mengatakan, infeksi dapat terjadi saat flora alami pada vagina tak seimbang antara bakteri baik Lactobacillus dan Candida albicans.

Infeksi jamur pada vagina umumnya mengakibatkan gatal dan iritasi, kemerahan dan bengkak, nyeri, ruam, keputihan, dan sensasi terbakar, terutama saat berhubungan seks serta buang air kecil.


Keselarasan flora alami dalam vagina dapat terganggu akibat beberapa hal berikut.

1. Konsumsi antibiotik

Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri. Namun, antibiotik tidak bisa menargetkan bakteri tertentu untuk dibasmi. Dengan demikian, konsumsi antibiotik bisa membunuh bakteri 'baik' pada vagina sehingga pertumbuhan jamur menjadi sangat masif.

Selalu konsultasikan kepada dokter terkait penggunaan obat antibiotik. Anda juga tidak diperkenankan mengonsumsi antibiotik tanpa resep dokter.

2. Baju basah dan berkeringat

Jamur senang berkembang biak di area yang lembap. Mengutip Self, mengenakan baju yang basah dan keringat berlebih bisa menciptakan lingkungan yang baik bagi jamur untuk berkembang biak.

Cackovic merekomendasikan penggunaan pakaian dalam yang nyaman dari bahan seperti polyester atau katun. Dengan demikian, area organ intim kewanitaan bakal jauh dari kata lembap.

3. Iritasi produk perawatan badan

Infeksi vagina bisa terjadi akibat penggunaan produk perawatan badan, termasuk sabun mandi. Sabun mandi dengan pewangi bisa merusak pH vagina dan memicu iritasi. Cackovic berkata, infeksi jamur pada vagina terkadang menjadi efek domino dari faktor lain.

4. Kadar estrogen tinggi

Hormon juga memainkan peranan dalam infeksi jamur. Cackovic mengatakan, infeksi terjadi akibat peningkatan kadar estrogen. E

Peningkatan hormon estrogen terutama terjadi akibat penggunaan kontrasepsi oral, kehamilan, dan terapi estrogen. Saat estrogen meningkat, kadar glikogen turut meningkat di vagina serta mendorong pertumbuhan jamur.

Akan tetapi tidak semua pil KB meningkatkan kadar estrogen. Sebagian besar pil KB bersifat monofasik atau dosis hormon sama dalam satu kemasan dan tidak menimbulkan perubahan kadar hormon cukup besar.

5. Penggunaan sabun pada vagina

Ahli kesehatan seksual Tami Rowen menganjurkan agar perempuan tak mencuci vagina dengan sabun. Pasalnya, sabun bisa mengubah lingkungan alami vagina.

Vagina bisa membersihkan dirinya sendiri dan sama sekali tidak memerlukan sabun. Jika Anda ingin membersihkan vagina, cukup gunakan air hangat untuk membilas area vulva.

6. Diabetes

Mengutip Mayo Clinic, mereka yang mengidap diabetes berisiko mengalami infeksi jamur. Risiko ini makin besar jika pasien tidak bisa menjaga kadar gula darah. Kadar gula darah tinggi bisa jadi makanan buat jamur sehingga pertumbuhan jamur tidak bisa dihindari. Pertumbuhan pun makin pesat saat lingkungan mendukung, seperti area tubuh yang lembap dan hangat.

7. Perubahan aktivitas seksual

Infeksi vagina bukan bagian dari penyakit menular seksual (PMS). Namun, perubahan aktivitas seksual bisa memicu infeksi. Berganti pasangan dan intensitas hubungan seksual yang lebih sering juga biasanya bisa meningkatkan pertumbuhan jamur.

(els/asr)

[Gambas:Video CNN]

BPOM vs PT Harsen, Bahan Ivermectin Ilegal-Tudingan Blokir Daftar Lokasi dan Jadwal Vaksinasi di Jakarta dan Bogor