Jakarta: Puncak kepuasan seksual perempuan atau orgasme telah menjadi subyek dari banyak mitos yang beredar di masyarakat. Para ilmuwan mencoba menyingkap lebih banyak tentang misteri di balik fenomena tersebut.
Dan sekarang, setelah beberapa penelitian yang intensif, tim ahli menemukan enam fakta tentang orgasme perempuan, seperti yang diungkapkan dalam laporan majalah New Scientist yang dilansir Times of India:
G-spot adalah daerah kecil di vagina yang jika dirangsang bisa menghasilkan orgasme intens yang tak terkendali. Tapi, sejak beberapa dekade, bukti kuat tentang keberadaan area itu masih sulit ditemukan di mana letak sesungguhnya.
Ini adalah kepercayaan umum bahwa orang tidak bisa berpikir ketika hanya berhubungan seks yang ada di pikiran mereka. Sebuah studi pemindaian otak menunjukkan bahwa banyak bidang otak perempuan yang dinonaktifkan selama orgasme, termasuk yang terlibat dalam emosi.
Menurut survei pada 1999, sekitar 43 persen perempuan di Amerika Serikat memiliki masalah dengan kehidupan seks mereka. Disfungsi seksual wanita (FSD) menjadi begitu umum hingga muncul gagasan bahwa itu adalah gangguan medis. Upaya untuk mengembangkan obat untuk penyembuhannya sedang dilakukan.
Menurut penelitian, hingga 45 persen dari variasi dalam kemampuan perempuan untuk mengalami orgasme ada hubungannya secara genetik. Banyak perempuan tidak pernah mengalami orgasme selama hubungan seksual, dan beberapa juga tidak dapat mencapainya melalui masturbasi. Ini bisa disebabkan faktor eksternal seperti pola asuh, tetapi penelitian menunjukkan faktor genetik yang paling signifikan.
Mungkin solusi yang paling ekstrim untuk mengatasi disfungsi seksual di kalangan perempuan adalah apa yang disebut 'Orgasmatron', implan yang dimasukkan ke dalam sumsum tulang belakang, yang merangsang pengguna ketika diaktifkan melalui remote control. Meskipun perjuangan awalnya cukup berat untuk menemukan subyek yang bersedia melakukan uji klinis, perangkat ini sekarang dalam proses pengembangan.
Orgasme perempuan adalah teka-teki bagi ahli biologi evolusi. Tidak jelas mengapa perempuan harus mengalami orgasme, dan belum terjawab mengapa begitu banyak perempuan tidak mampu orgasme saat berhubungan seks, tetapi bisa mencapainya dengan masturbasi.
Bagi perempuan mencapai orgasme adalah sesuatu yang cukup memakan waktu. Berbeda dengan apa yang dialami pria.
Dan sekarang, setelah beberapa penelitian yang intensif, tim ahli menemukan enam fakta tentang orgasme perempuan, seperti yang diungkapkan dalam laporan majalah New Scientist yang dilansir Times of India:
1. G-spot adalah nyata
G-spot adalah daerah kecil di vagina yang jika dirangsang bisa menghasilkan orgasme intens yang tak terkendali. Tapi, sejak beberapa dekade, bukti kuat tentang keberadaan area itu masih sulit ditemukan di mana letak sesungguhnya.
Namun, pada 2008, sebuah tim peneliti Italia memecahkan misteri itu setelah mereka menemukan perbedaan anatomi antara perempuan yang bisa mengalami orgasme G-spot dan perempuan yang tidak bisa. Sejak saat itu, para peneliti mulai mengajarkan perempuan bagaimana menggunakan G-Spot mereka.
2. Otak tak berfungsi
Ini adalah kepercayaan umum bahwa orang tidak bisa berpikir ketika hanya berhubungan seks yang ada di pikiran mereka. Sebuah studi pemindaian otak menunjukkan bahwa banyak bidang otak perempuan yang dinonaktifkan selama orgasme, termasuk yang terlibat dalam emosi.
3. Banyak wanita tidak bisa orgasme
Menurut survei pada 1999, sekitar 43 persen perempuan di Amerika Serikat memiliki masalah dengan kehidupan seks mereka. Disfungsi seksual wanita (FSD) menjadi begitu umum hingga muncul gagasan bahwa itu adalah gangguan medis. Upaya untuk mengembangkan obat untuk penyembuhannya sedang dilakukan.
4. Gen memengaruhi frekuensi orgasme
Menurut penelitian, hingga 45 persen dari variasi dalam kemampuan perempuan untuk mengalami orgasme ada hubungannya secara genetik. Banyak perempuan tidak pernah mengalami orgasme selama hubungan seksual, dan beberapa juga tidak dapat mencapainya melalui masturbasi. Ini bisa disebabkan faktor eksternal seperti pola asuh, tetapi penelitian menunjukkan faktor genetik yang paling signifikan.
5. Teknologi dapat membantu
Mungkin solusi yang paling ekstrim untuk mengatasi disfungsi seksual di kalangan perempuan adalah apa yang disebut 'Orgasmatron', implan yang dimasukkan ke dalam sumsum tulang belakang, yang merangsang pengguna ketika diaktifkan melalui remote control. Meskipun perjuangan awalnya cukup berat untuk menemukan subyek yang bersedia melakukan uji klinis, perangkat ini sekarang dalam proses pengembangan.
6. Beberapa misteri masih belum terpecahkan
Orgasme perempuan adalah teka-teki bagi ahli biologi evolusi. Tidak jelas mengapa perempuan harus mengalami orgasme, dan belum terjawab mengapa begitu banyak perempuan tidak mampu orgasme saat berhubungan seks, tetapi bisa mencapainya dengan masturbasi.
Menurut peneliti Elisabeth Lloyd, orgasme perempuan bisa dianggap 'kecelakaan' dalam proses evolusi. Seperti puting pada laki-laki, ada namun belum diketahui fungsinya.
7. Orgasme palsu
Bagi perempuan mencapai orgasme adalah sesuatu yang cukup memakan waktu. Berbeda dengan apa yang dialami pria.
Akibatnya, banyak perempuan yang mencoba memalsukan orgasme mereka, demi kepuasan pasangannya. Sebab bagi pria, melihat pasangannya orgasme merupakan sebuah kebanggan.
(FIR)
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER